Loading

Minggu, 09 Juni 2013

DAMPAK PAKAIAN KETAT TERHADAP KESEHATAN

Latar Belakang

Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah).Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan  menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang  memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat,  kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan  keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan  penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan  penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman. Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman. Dalam iklim panas busana menyediakan perlindungan dari terbakar sinar matahari atau berbagai dampak lainnya, sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya lebih penting.
Pakaian melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat.  Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk hujansalju dan angin atau kondisi cuaca lainnya, serta dari matahari. Pakaian juga mengurangi  tingkat risiko selama kegiatan, seperti bekerja atau olahraga. Pakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya lingkungan tertentu, seperti seranggabahan kimiaberbahaya, senjata, dan kontak dengan zat abrasif. Sebaliknya, pakaian dapat melindungi lingkungan dari pemakai pakaian, seperti memakai masker.
Banyak kalangan remaja yang lebih memilih menggunakan celana ketat dari pada celana yang lebih longgar, hal ini disebabkan karena  penggunaannya yang sangat praktis, cocok untuk berbagai macam atasan.
Apa dampak pakaian ketat bagi kesehatan?, bagaimana cara pencegahan atau mengurangi penggunaan pakaian ketat ?. Kiranya dapat mencegah atau mengurangi penggunaan pakain ketat, dan pembaca dapat mengetahui dampak buruk pakaian ketat bagi kesehatan dan cara mencegahnya.

Dampak Pakaian Ketat Bagi Kesehetan Manusia
1. Paresthesia
Celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakit
paresthesia. Istilah paresthesia sendiri, menurut Kamus Kedokteran Dorland,  berarti perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar dan sejenisnya.
Gangguan saraf ringan itu terjadi karena  mereka suka sekali memakai celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam enam bulan terakhir.
Paresthesia dikenali gejalanya berupa kesemutan yang lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan terjadi lantaran terganggunya  saraf tepi, yakni saraf yang berada di luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi, maupun gangguan metabolisme.
2. Ancaman Jamur
Pada dasarnya semua jenis pakaian ketat berpotensi  menimbulkan tiga macam gangguan kulit baik itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul.
Hal itu disebabkan masalah kelembaban yang memungkinkan jamur subur berkembang biak. Belakangan ini, pasien korban jamur yang berobat ke  Klinik Kulit dan Kelamin RSCM meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2002, sekitar 35% pasien terbukti kena serangan jamur.  Usia mereka berkisar 15 – 45 tahun. Meski tak semuanya berhubungan dengan kebiasaan  berbusana, tetapi kecenderungan meningkatnya jamur sebagai sumber penyakit kulit mesti diwaspadai.
Idealnya, di negara tropis seperti Indonesia, pakaian  ketat atau terlalu tebal memang harusdihindari. Kulit menjadi kekurangan ruang untuk  bernapas, sementara cairan yang keluar dari dari tubuh cukup banyak. Akibatnya, permukaan  kulit menjadi lembab. Jika tak diimbangi busana yang tepat, jamur akan lebih mudah beranak pinak. Jenis jamur yang banyak ditemui adalah jamur panu (bercak putih, cokelat, atau kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol gatal, serta
jamur kandida  yang basah dan gatal.
3. Berbekas Hitam
Sesuai namanya, gejala gatal dan beruntusan yang menjadi
trademark sang  dermatitis  hanya muncul bila terjadi gesekan antara kulit dengan benda dari luar tubuh. Benda asing yang berpotensi gesek tinggi tidak hanya benda keras, semisal: perhiasan, jam tangan, atau ikat pinggang. Busana sehari-hari, jika terlalu ketat  menempel di tubuh, atau terbuat dan bahan berkontur kasar juga dapat memicu luka.
Celana ketat terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-sela paha. Awalnya  mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya berlangsung lama, bisa menimbulkan  bercak hitam di pangkal paha,” kata Kusmarinah Bramono”. Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari busana ketat, warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang sama sekali. Namun, Kusmarinah mengingatkan, proses menghilangkan noda hitam itu tak bisa dilakukan secepat membalik telapak tangan.
Jenis penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat adalah biduran atau kaligata. Bentuknya bentol-bentol mirip bekas gigitan ulat bulu. Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga bibir bengkak.
Biduran bisa muncul di bagian tubuh mana pun. Berdasarkan pengamatan Kusmarinah, banyak pasien tidak menyadari, biduran dapat juga disebabkan oleh tekanan serta ketatnya pakaian.
4. Kanker Ganas Melanoma
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasanya perempuan berpakaian tetapi ketat atau transparan, maka ia berpotensi mengalami berbagai penyakit kanker ganas melanoma di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas melanoma yang masih berusia dini akan semakin bertambah dan menyebar sampai ke kaki.
Penyakit ini disebabkan sengatan matahari yang mengandung
ultraviolet dalam waktu yang panjang di sekujur tubuh yang berpakaian ketat atau berpakaian pantai (yang biasa dipakai wanita ketika di pantai dan berjemur di sana). Penyakit ini mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Tanda-tanda penyakit ini muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan biasanya di daerah sekitar mata, kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, lalu menetap di hati serta merusaknya.
Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada. Juga bagian perut karena adanya dua ginjal yang menyebabkan  air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini.  Penyakit ini juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama. Obat-obatan belum bisa mengobati
kankerganas ini.
5. Kemandulan
Pakaian ketat dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Pada cuaca yang sangat dingin, pakaian ketat tidak berfungsi menjaga suhu tubuh dari serangan hawa dingin. Suhu yang terlalu dingin jelas dapat membahayakan kondisi rahim  (Al-Istanbuli, 2006).  
Darah terganggu, menyebabkan varises dan gangguan yang di akibatkan jenis pakaian ketat dalam jangka waktu yang lama adalah membuat bentuk tubuh  menjadi buruk dan merusak tulang punggung. Pakain ketat dan transparan tenyata sangat  berbahaya menurut majalah kedokteran di Inggris, pakaian ketat yang di kenakan dalam waktu panjang dapat menyebabkan Kanker Milanoma. Menurut penelitian ilmiah pakaian ketat yang dikenakan oleh wanita di terik matahari dalam waktu yang panjang, setelah beberapa tahun menyebabkan Kanker ganas milanoma pada usia dini . dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki  mereka dari kanker ganas tersebut.
Kanker Melanoma adalah kanker kulit yang sangat berbahaya, dan kanker ini biasanya di mulai dengan tanda hitam pada kulit, atau tahi lalat. Tahi lalat adalah kumpulan sel pigmen abnormal (melanosit ) yang muncul pada kulit
Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Gejala dari kanker ini adalah munculnya bulatan berwarna  hitam agak lebar dan terkadang berupa bulatan kecil saja, pada daerah kaki atau betis, atau bisa disekitar mata kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh. Penyebaran bulatan ini  disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), menyerang darah, dan menetap di hati dan merusaknya.
Dalam beberapa kasus kanker milanoma juga menyerang  tulang, bagian dalam dada dan perut. Kanker ini juga menyerang ginjal, Jika ginjal sudah rusak air kencing akan berwarna hitam.  Janin juga tidak luput dari serangan kanker milanoma ini.Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, karena belum di temukan obat yang benar benar mampu menyembuhkan kanker ganas ini.
6. Mengganggu mobilitas usus
Penggunaan celana yang terlalu ketat dapat mengganggu mobilitas dari usus. Hal inilah yang membuat seseorang merasa tidak nyaman atau sakit pada perut setelah dua atau tiga jam setelah makan. Namun terkadang masyarakat tidak  menyadari bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh penggunaan celana yang ketat.
7. Memicu pembekuan pembulu darah
Penggunaan pakaian ketat juga akan mengganggu gerakan tubuh yang dapat  memicu timbulnya pembekuan darah di dalam pembuluh darah, membuat aliran terganggu.
8. Mengganggu kesuburan wanita dan gangguan jamur di sekitar organ
Endometriosis (suatu gangguan yang sering mengakibatkan gangguan kesuburan pada wanita) diduga karena disebabkan kebiasaan seseorang yang selalu memakai pakaian ketat selama bertahun-tahun. Menggunakan pakaian ketat akan memicu sel-sel endometrium (selaput lendir rahim) untuk melarikan diri dari rongga rahim lalu berdiam di indung telur, sehingga kesehatan menjadi terganggu.
Bila hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan gangguan jamur di sekitar organ intim wanita. Bila sudah menimbulkan jamur, maka dapat dipastikan seorang wanita akan mengalami berbagai gangguan.
Perlu diketahui bahwa jamur itu sangat suka  suasana lembab. ia akan tumbuh subur. Jika menggunakan celana ketat jeans maka daerah lipatanya akan menjadi lembab apalagi jika dipakai seharian itulah salah satu yang menjadi munculnya keputihan
9. Memperburuk kualitas sperma dan menyebabkan kemandulan
Berdasarkan penelitian bahwa penggunaan pakaian ketat menyebabkan penurunan kualitas sperma yaitu  jumlah sperma yang biasanya 60 juta per mililiter kini turun drastis hingga ke angka 20 juta per mililiter. Setelah dilakukan penelitian  mendalam ternyata masalahnya masih terjadi pada skrotum lapisan yang melindungi penis. Suhu yang tidak normal pada
skrotum karena sering ditekan oleh celana jeans ketat bisa berakibat buruk pada kualitas sperma karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar disekitar penis tentu akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma.
Kurang lebih sama saja dengan wanita, penggunaan celana ketat bisa menimbulkan ‘kekurangan udara’ terutama kepada
organ vital.Umumnya suhu udara yang kondusif untuk organ vital normalnya sampai 36,5 derajat celcius, namun saat memakai celana ketat, suhu udarapun naik menjadi 37 derajat celcius.  Kondisi yang panas ini sangat berbahaya buat sperma. Sebuah penelitian membuktikannya  dengan mengambil sampel pria yang suka mengenakan celana ketat. Jumlah sperma yang diproduksi biasanya 60 juta permilimiter, dengan menggunakan celana ketat jumlah sperma turun drastis sepertiganya, yakni 20 juta permililiter.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata masalahnya terletak pada skrotum. Suhu yang tidak normal pada skrotum karena celana jeans ketat  bisa berakibat buruk pada kualitas sperma loh sobat kenapa? karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar di sekitar Organ vital. Ini akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma, dan bila diteruskan akan menjadi gatal dan akan menjalar ke bagian
buah zakar.
Ujung-ujungnya pun akhirnya terletak pada kesuburan kalian, walaupun secara genetik kamu termasuk keturunan yang subur, tetapi dengan kebiasaan penggunaan celana jeans ketat bisa menurunkan kualitas kesuburan!
Mungkin terdengar ekstrim tapi hal ini sering dialami  oleh beberapa wanita. Meski  korset  sudah tidak popular lagi, pakaian sejenis itu dapat mengurangi pemakainya mengembangkan paru-parunya dan hal ini akan mengakibatkan nafas terasa berat. Selain itu, akan memperkecil  oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Kategori pakaian seperti ini termasuk pakaian dalam pernikahan, bustier, dan spandek
11. Menaikkan asam lambung 
Terlalu ketat juga akan menyebabkan naiknya cairan asam lambung karena tekanan yang terlalu besar pada perut. Hal ini dapat meningkatkan tekanan di daerah abdominal yang akan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan
12. Pakaian Ketat menurut Agama (Islam)
Memakai pakaian yang ketat dan sesak tidak  dianjurkan (makruh) baik dari sudut pandang syari’ah maupun dari sudut pandang kesehatan. Ada sebagian jenis baju ketat membuat orang yang mengenakannya sulit melakukan sujud. Jika baju seperti ini menyebabkan si pemakai sukar mengerjakan shalat atau bahkan  menyebabkan dia meninggalkan shalat, maka jelas hukum memakai baju seperti ini adalah haram.
Asy-Syaikh al Albaniy berkata bahwa celana ketat itu mendatangkan dua macam musibahMusibah pertama, bahwa orang yang memakainya menyerupai orang-orang kafir. Sedangkan Kaum Muslim memang memakai celana, akan tetapi model celana yang lebar dan longgar. Model seperti ini masih banyak  dipakai di daerah Suriah dan Libanon. Ummat Islam baru mengenal celana ketat setelah  mereka dijajah bangsa eropa. Pengaruh buruk itulah yang diwariskan oleh kaum penjajah  kepada ummat Islam. Akan tetapi karena kebodohan dan ketololan ummat Islam sendiri,  Mereka mengambil tradisi buruk tersebut.
Musibah kedua, celana ketat menyebabkan bentuk aurat terlihat dengan jelas. Memang benar bahwa aurat pria adalah anggota badan antara pusar dan lutut. Namun seorang hamba yang sedang melakukan shalat dituntut untuk berbuat lebih dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat (dalam masalah busana ini,  lihat Al Qur’an Surah 7:31). Tidak pantas dia melakukan maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala ketika sedang sujud bersimpuh di hadapan-Nya. Ketika dia mengenakan celana ketat, maka kedua pantatnya akan terbentuk dengan jelas. Bahkan lebih dari itu, bagian tubuh yang membelah keduanya juga terlihat nyata !
Bagaimana seorang hamba melakukan shalat dan menghadap
Rabb Semesta Alam dalam keadaan seperti ini ?! Yang lebih aneh lagi adalah  mayoritas pemuda Muslim biasanya menentang keras apabila kaum wanita Muslimah  memakai baju ketat. Alasan mereka bahwa baju ketat  yang dipakai wanita bisa menunjukkan bentuk tubuhnya secara jelas. Akan tetapi pemuda ini lupa akan dirinya sendiri. Dia tidak sadar  bahwa dia telah mengerjakan suatu hal yang dia sendiri membencinya.
Jika demikian, tidak ada bedanya antara wanita yang memakai baju ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya dengan pria yang memakai celana  ketat (jeans dan semacamnya-pen-) sehingga terlihat bentuk kedua pantatnya. Ketika pantat pria dan wanita dianggap sebagai aurat, maka hal menggunakan baju ketat bagi mereka itu sama saja hukumnya, yakni dilarang. Sebenarnya para pemuda wajib menyadari musibah yang telah melanda mayoritas mereka.
Rasulullah SAW telah melarang kaum pria shalat  dengan memakai celana tanpa gamis (kemeja). Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud  dan al Hakim. Sanad hadits ini sendiri berkualitas hasan. Lihat Shahiih al Jaami’ al  Shaghiir nomor 6830 dan juga diriwayatkan oleh al Thahawiy dalam Syarh Ma’aaniy al Atsaar (I/382).
Adapun jika model celana yang dikenakan  ketika shalat tidak ketat dan berukuran longgar, maka sah shalat yang dikerjakan. Yang lebih  baik adalah dirangkap dengan gamis yang bisa menutup anggota tubuh antara pusar dan lutut.  Akan tetapi lebih baik lagi apabila panjang gamis itu sampai setengah betis atau sampai  mata kaki (asalkan tidak sampai menutupi mata kaki –pen). Hal seperti ini adalah cara menutup aurat yang paling sempurna (mungkin pakaian seperti ini di daerah kita agak sukar didapatkan di pasaran, namun cukup banyak sarung yang bisa menggantikan fungsinya –pen-). (Al Fataawaa I/69, tulisan Syaikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah bin Baz).
Dengan latar belakang inilah Komite Tetap Pembahasan Masalah ‘Ilmiyyah dan fatwa Saudi Arabia (semacam MUI di Indonesia -pen-)  menjawab pertanyaan mengenai hukum Islam tentang shalat memakai celana. Jawaban yang dirumuskan adalah sebagai berikut: “Jika pakaian tersebut tidak menyebabkan aurat terbentuk dengan jelas, karena modelnya longgar dan tidak bersifat transparan sehingga anggota aurat tidak bisa dilihat dari arah belakang, maka boleh dipakai ketika shalat. Namun  apabila busana itu terbuat dari bahan yang tipis sehingga memungkinkan aurat yang memakai dilihat dari belakang, maka shalat yang dikerjakan batal hukumnya. Jika sifat busana yang dipakai hanya mempertajam atau memperjelas bentuk aurat saja, maka makruh  mengenakan busana tersebut ketika shalat. Terkecuali jika tidak ada busana lain yang dapat dikenakan.
Setiap manusia tentunya ketika mengetahui akibat dari penggunaan pakaian ketat akan mulai sadar dan mengurangi pemakaian pakaiaan ketat. Selain itu, mengurangi produksi pakaiaan ketat juga bisa menjadi salah satu cara yang tepat.
Pemahaman sejak dini dari orang tua sangat  berperan dalam memberikan pendidikan dalam berpakaian sehingga sejak kecil anak dapat memahami dampaknnya bagi kesehatan.
Petugas kesehatan mempunyai perananan  yang penting dalam pencegahan penggunaan pakaian ketat ini dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat terutama masyarakat di perkotaan.
14.  Kesimpulan 
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain  makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian  untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan  manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Pakaian juga dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan pemakainya,  sehingga dalam memilih pakaian yang digunakan harus cermat, seperti memilih pakaian yang tidak terlalu ketat bagi tubuh, agamapun melarang.
15.  Saran 
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan masalah-masalah yang sering terjadi sesuai dengan perkembangan zaman  sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat.

Menempatkan Seluruh Grain Puzzle Bersama: Manfaat Kesehatan Terkait dengan Whole Grains-Ringkasan American Society for Nutrition 2010 Satellite Symposium1, 2,3

Putting the Whole Grain Puzzle Together: Health Benefits Associated with Whole Grains—Summary of American Society for Nutrition 2010 Satellite Symposium1,2,3

    Satya S. Jonnalagadda4,*,
    Lisa Harnack5,
    Rui Hai Liu6,
    Nicola McKeown7,
    Chris Seal8,
    Simin Liu9, and
    George C. Fahey10


Simposium "Menempatkan Seluruh Grain Puzzle Bersama: Manfaat Kesehatan Terkait dengan Whole Grains" disponsori oleh ASN dibawa bersama peneliti untuk meninjau bukti mengenai manfaat kesehatan yang berhubungan dengan biji-bijian. Bukti ilmiah saat ini menunjukkan bahwa biji-bijian memainkan peran penting dalam menurunkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung koroner, diabetes, dan kanker, dan juga berkontribusi terhadap manajemen berat badan dan kesehatan pencernaan. Esensial makro dan mikro, bersama dengan fitonutrien hadir dalam biji-bijian, sinergis berkontribusi terhadap efek menguntungkan mereka. Bukti saat ini meminjamkan kepercayaan kepada rekomendasi untuk memasukkan makanan gandum ke dalam diet sehat dan program gaya hidup. Simposium ini juga menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut untuk meneliti peran makanan gandum dalam pencegahan dan manajemen penyakit untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme aksi mereka.

(FENI RAHMAWATI)

mpact Kacang Tanah dan Kacang Pohon di Berat Badan dan Sehat Berat Badan di Adults1, 2

mpact of Peanuts and Tree Nuts on Body Weight and Healthy Weight Loss in Adults1,2

    Richard D. Mattes3,*,
    Penny M. Kris-Etherton4, and
    Gary D. Foster5

Kacang (tanah dan pohon) merupakan sumber yang kaya nutrisi dan beberapa konsumsi mereka dikaitkan dengan manfaat kesehatan, termasuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini telah mendorong rekomendasi untuk meningkatkan konsumsi. Namun, mereka juga tinggi lemak (meskipun sebagian besar tak jenuh) dan energi padat. Hubungan antara sifat-sifat ini, keseimbangan energi positif, dan berat badan menimbulkan pertanyaan tentang rekomendasi tersebut. Masalah ini diatasi melalui tinjauan literatur yang berkaitan dengan hubungan antara konsumsi kacang dan keseimbangan energi. Studi epidemiologis mendokumentasikan hubungan terbalik antara frekuensi konsumsi kacang dan BMI. Uji klinis menunjukkan sedikit atau tidak ada perubahan berat dengan masuknya berbagai jenis kacang-kacangan dalam diet selama 1-6 mo. Studi mekanistik menunjukkan ini terutama disebabkan oleh properti kekenyangan tinggi dari kacang-kacangan, yang mengarah ke respon kompensasi yang account untuk 65-75% dari energi yang mereka berikan. Data yang terbatas menunjukkan konsumsi kronis dikaitkan dengan pengeluaran energi istirahat ditinggikan sehingga disipasi bagian lain dari energi yang mereka berikan. Selain itu, karena bioaccessibility miskin, ada efisiensi terbatas penyerapan energi dari kacang-kacangan. Secara kolektif, mekanisme ini diimbangi banyak energi yang disediakan oleh kacang. Beberapa uji coba kontras penurunan berat badan melalui rejimen yang menyertakan atau mengecualikan kacang menunjukkan peningkatan kepatuhan dan penurunan berat badan lebih besar ketika kacang diijinkan. Ini literatur konsisten menunjukkan kacang bisa dimasukkan dalam diet, di moderasi, untuk meningkatkan palatabilitas dan kualitas nutrisi tanpa berpose ancaman bagi berat badan.

(FENI RAHMAWATI)

Pengantar Journal Supplement "Kedelai KTT: Eksplorasi Gizi dan Kesehatan Pengaruh Kedelai Utuh" 1,2,3

Preface to Journal Supplement “Soy Summit: Exploration of the Nutrition and Health Effects of Whole Soy”1,2,3

    Sharon R. Akabas*

Sebuah simposium dan workshop bertema "Kedelai KTT: Eksplorasi Gizi dan Kesehatan Pengaruh Kedelai Utuh" diadakan pada tanggal 21 September dan 22 Desember 2009, di New York City di Columbia University Institut Nutrisi Manusia. Lokakarya ini dihadiri oleh beberapa ahli di bidang kedelai dan para ahli diminta untuk fokus pada manfaat kesehatan dan risiko dari seluruh kedelai. Topik yang mencakup seluruh kedelai dan jantung, tulang, tiroid, payudara dan kesehatan reproduksi, termasuk menopause, ovarium, dan prostat. Selain itu, ada gambaran sejarah penelitian kedelai dan penilaian tentang bagaimana meningkatkan seluruh konsumsi kedelai di Amerika Serikat akan mempengaruhi pola diet.
Selain pembicaraan simposium, yang direpresentasikan sebagai artikel individu dalam suplemen ini, ada sebuah lokakarya pada tanggal 22 September tentang bagaimana untuk mengarahkan penelitian dan praktek mengenai seluruh kedelai. Workshop ini termasuk speaker simposium, ditambah ahli di berbagai bidang dengan pengetahuan tentang kedelai, tetapi juga pengetahuan yang luas tentang gizi dan faktor lain yang mempengaruhi kesehatan. Misalnya, ada ahli di bidang kesehatan kardiovaskular, kanker, menopause, dan tulang dan kesehatan reproduksi. Sebuah konsensus utama dari peserta workshop adalah bahwa ada sedikit atau tidak ada konsumsi seluruh kedelai dalam diet Barat. Bahkan, kita mengkonsumsi lebih banyak garam di Amerika Serikat daripada seluruh kedelai, dan hampir semua penelitian dilakukan pada komponen kedelai, kedelai tidak utuh. Ikhtisar makalah yang ditulis oleh Drs. Reinwald, Weaver, dan Akabas membawa perhatian kita pada fakta bahwa sejak karya terobosan dari Dr Elsie Widdowson, bidang nutrisi mengakui kompleksitas gandum dan kita tidak berasumsi bahwa efek kesehatan dari gandum utuh adalah sama dengan yang untuk kuman, endosperm, dll Demikian pula, untuk memindahkan pemahaman kita tentang kedelai ke depan, itu akan menjadi kunci untuk mempelajari dampak pada kesehatan secara keseluruhan kedelai dibandingkan dengan bagian-bagian komponennya.

(FENI RAHMAWATI)

Hepcidin ibu Apakah Terkait dengan transfer plasenta Besi Berasal dari Diet Heme dan Nonheme Sources1, 2,3,4

Maternal Hepcidin Is Associated with Placental Transfer of Iron Derived from Dietary Heme and Nonheme Sources1,2,3,4

    Melissa F. Young5,
    Ian Griffin6,
    Eva Pressman7,
    Allison W. McIntyre7,
    Elizabeth Cooper7,
    Thomas McNanley7,
    Z. Leah Harris8,
    Mark Westerman9, and
    Kimberly O. O’Brien5,*

Para penentu transportasi plasenta zat besi tetap besar uncharacterized. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor penentu janin mentransfer Fe dari maternal tertelan heme diet dan non-heme Fe. Penelitian ini dilakukan di 19 wanita hamil (16-32 y) yang tertelan intrinsik berlabel 58Fe-heme dan Fe sumber nonheme (57FeSO4) selama trimester ketiga kehamilan. Pada pengiriman, darah ibu dan sumsum diperoleh untuk menilai 57Fe neonatal dan pengayaan 58Fe sebagai fungsi ibu / neonatal Status Fe [serum ferritin (SF), reseptor transferin, hemoglobin (Hb), total tubuh Fe, dan hepcidin]. Ada persentase yang lebih besar maternal diserap 58Fe tracer hadir dalam neonatus dibandingkan dengan 57Fe tracer (5,4 ± 2,4 vs 4,0 ± 1,6, P <0,0001). Bersih diet nonheme Fe (mg) dan heme Fe (mg) ditransfer ke janin berdua berkorelasi terbalik dengan ukuran ibu serum hepcidin (P = 0,002, r2 = 0,43, P = 0,004, r2 = 0,39) dan SF (P = 0,0008 , r2 = 0,49, P = 0,003, r2 = 0.41) dan secara langsung terkait dengan neonatal Hb (P = 0,004, r2 = 0,39, P = 0,008, r2 = 0.35). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama kehamilan tampaknya ada penggunaan janin preferensial maternal dicerna Fe berasal dari makanan, hewani sumber heme dibandingkan dengan Fe tertelan sebagai besi sulfat. Hepcidin serum ibu dan ibu / neonatal Status Fe mungkin memainkan peran dalam penyerapan plasenta diet heme dan nonheme Fe.

(FENI RAHMAWATI)

Komposisi diet Wanita Hamil Apakah Terkait dengan Ukuran Bayi di Birth1, 2

Dietary Composition of Pregnant Women Is Related to Size of the Baby at Birth1,2

    Vivienne M. Moore3,
    Michael J. Davies*,
    Kristyn J. Willson,
    Anthony Worsley†, and
    Jeffrey S. Robinson*

The janin asal teori penyakit orang dewasa menunjukkan bahwa bayi panjang yang kecil untuk usia kehamilan mereka memiliki peningkatan kerentanan terhadap penyakit kronis pada masa dewasa sebagai konsekuensi dari adaptasi fisiologis terhadap gizi selama hidup janin. Bukti yang konsisten untuk pengaruh komposisi diet perempuan selama kehamilan pada pertumbuhan bayi mereka kurang, meskipun efek yang kuat pada hewan percobaan. Kami melakukan studi observasional prospektif dari 557 wanita berusia 18-41 y, tinggal di Adelaide, Australia Selatan. Diet dinilai pada awal kehamilan dan akhir menggunakan FFQ. Pada awal kehamilan, median untuk asupan energi, proporsi energi yang berasal dari protein dan karbohidrat dari yang 9,0 MJ, 17 dan 48%, masing-masing. Pada akhir kehamilan median yang sesuai adalah 9,2 MJ, 16 dan 49%. Pada awal kehamilan, persentase energi yang berasal dari protein adalah positif berhubungan dengan berat badan lahir (P = 0,02) dan berat plasenta (P = 0,07), terlepas dari asupan energi dan berat badan selama kehamilan, dan setelah penyesuaian untuk pembaur potensial, termasuk ibu umur, paritas, dan merokok. Efek yang lebih kuat di antara perempuan (n = 429) yang memiliki data yang dapat diandalkan, berdasarkan kriteria prespecified termasuk masuk akal dari data diet ketika dirujuk terhadap estimasi pengeluaran energi. Selain itu, untuk subkelompok ini, persentase energi dari karbohidrat pada kehamilan awal dan akhir dikaitkan secara negatif dengan indeks Ponderal bayi, dan efek tertentu protein dari sumber susu diidentifikasi. Data ini mendukung proposisi bahwa komposisi diet ibu memiliki efek pada pertumbuhan janin. Diet ibu di masyarakat Barat karena itu mungkin penting bagi kesehatan jangka panjang anak.

( FENI RAHMAWATI)